Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Sungai Bintang dan Rinduku Padamu

Saya menamakannya sungai bintang. Mereka mengalir perlahan, dan saya nggak mau menyadari bahwa sesungguhnya bumilah yang berputar. Tiap berapa jenak, ada satu bintang yang melesap cepat dan menyisakan sinar panjang, macam ekor Naga Xyloto. --- Salah seorang kawan yang sedang patah hati, mengonsumsi alprazolam, dan jadi banyak mau. Kami yang sober, kemudian menanggapinya secepat kilat. "Cangar?" ujarnya. "Ayo!" sahut tiga yang lain, hampir bebarengan. Ini adalah 10 tahun sejak terakhir saya menjejakkan kaki di pemandian air panas kenamaan di kota Malang itu. Yang tersisa di memori otak saya tentang Cangar adalah: jalanan rusak, becek dan tak bersahabat di musim hujan, dan tempat wisata yang penuh sesak, lagi kotor. Jam dua dini hari kami bertolak dari Malang ke arah Batu. Hanya baju rangkap tiga dan sebuah senter pinjaman, jadi modal kami selain nekat. Mampir mini market untuk sebotol bir dan beberapa makanan ringan. Kemudian lanjut naik, naik, dan semakin naik. Jauh