Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Kuncinya Adalah...

Memasuki tahun ini, entah kenapa tiba-tiba banyak banget kenangan lama yang menyerbu masuk tanpa ampun. Bertemu lagi dengan Kak Sophie kemarin, bahkan tak pernah terlintas di benak saya. Kontak lagi sama teman SMA yang sudah belasan tahun tidak pernah bertemu, juga jadi kejutan awal 2017. Termasuk teman yang satu ini, yang pernah duduk sebangku di kelas 1 SMA. Yang selalu jujur tentang apapun menyangkut diri saya, termasuk soal rasa risihnya melihat baju seragam saya yang dibikin ketat dan roknya yang dibikin pendek ala-ala AADC. Dia juga yang jadi kakak, mas, yang melindungi dan selalu mengawasi dari jauh. Dia yang tahu persis, saya tak pernah menyerah pada beban hidup. Dia sedang berada di titik penuh keputusasaan saat ini. Semoga sedikit tips dan trik dari saya macam ini bisa dia terima dan coba lakukan. Dan semoga dia nggak mentah-mentah menganggap bahwa jadi miskin itu boleh. Woooi, kerja woi! Kalo mau hidup enak mah ada perjuangannya mas... Well, semoga dikasih lebih panjang sa

Romansa Masa Lalu dan Rencana Untuk Mikado

Hari ketiga di tahun 2017. Pagi-pagi Pak Djarot sudah sibuk di dapur. Saya masih leleyehan di tempat tidur, meski sudah buka mata sejak tujuh pagi. Tercium aroma tempe goreng yang bikin tubuh reflek bangkit melipat selimut. Membuka jendela kamar, kali ini saya tak langsung menyalakan dupa, meski sempat menekan tombol power di laptop. Sementara proses masuk Windows, saya keluar kamar dan bergegas menuju arah bau gurih itu. Tiba-tiba ayah saya itu nyeletuk, "Bikin sambel ageh (cepat, dalam bahasa Jawa)." Dan saya sempat melongo, karena biasanya saya justru yang minta dibuatkan sambal racikan beliau. Namun bergegas saya raih cobek dan ulegan, lalu segera memasukkan bahan sambal terasi ke dalamnya. Bikin sambal memang bagian dari masak-memasak yang paling mudah, tapi entah kenapa saya tak pernah bisa bikin sambel senikmat bikinan Pak Djarot. Bahan terakhir dimasukkan, setelah yang lain sudah saya lumat halus: tomat. Sempat bertanya pada ayah saya, apa tomatnya mau dihaluskan. 

Jangan Tanya 'Kapan?'

Hatinya entah kenapa terasa ringan dan bahagia hari ini. Pertama kali turun ke jalan di tahun 2017, saya langsung menuju Legipait yang mulai hari ini mencoba untuk buka pagi, dari jam 07.00 sampai jam 13.00, lalu lanjut lagi jam 16.00 sampai close order di jam 23.00. Ada janji sama Regina, ketemu untuk kasih kaos yang saya share di Instagram waktu lagi beres-beres almari. Kami datang kesiangan, tapi masih sempat ngobrol panjang sampai kedai ditutup. Bertemu dengan teman-teman yang sudah berkeluarga, mau tak mau bicaranya sedikit banyak ya seputar kehidupan rumah tangga, meski masih diselingi rerasan soal kabar-kabar yang belakangan marak beredar di media. Curhat colongan pun tak mau ketinggalan. Tentang bagaimana sedihnya saat ada yang menanyakan 'kapan' untuk hal-hal yang belum terwujud. Regina pun kadang tertekan saat ada yang nyeletuk, "Kapan punya baby?" Bukannya tak ingin, setiap pasangan yang sudah menikah juga pada umumnya mengharapkan kehadiran seorang anak.

Rangkuman Akhir Tahun, Bekal Perjalanan Menuju Level Selanjutnya

2016 sudah habis masanya. Banyak hal yang dipelajari dari tiap bulannya yang berjalan. Dimulai dari awal tahun yang sangat berat dan nyaris bikin hati sekarat. Beruntung pelampiasan tepat saya dapat bersama teman-teman yang hebat dan bersahabat.  PILIH YANG POSITIF Januari. Pertama kali mendaki gunung -meski kata orang, Panderman hanya gunung kecil nan mudah didaki- dan berhasil menjejak puncak Basundara di tengah kabut tebal sisa hujan badai sepanjang perjalanan naik, tentu jadi hal hebat untuk mengawali tahun. Tentang hidup yang tak akan berakhir hanya karena patah hati ditinggal kekasih, saya sudah tahu dan paham benar. Pelajaran pertama yang saya dapat di tahun 2016, soal ke mana kita akan mengarah setelah dirundung kecewa, larut sedih atau cari happy. HAL BARU TIDAK ADA DI ZONA NYAMAN DAN AMAN Anak pantai yang dibawa ke gunung, begitulah gambaran keadaan saya waktu itu. Dan anak pantai ini ternyata ketagihan naik gunung, lalu mulai ambil keputusan yang sudah