Tadi di milis BloggerNgalam ada kabar bahwa Friendster bakal gulung tikar. Pelopor jejaring sosial ini bakal menutup semua akun per 31 Mei 2011. Namun Friendster memberi kesempatan pada jemaatnya untuk mengunduh dulu semua data yang ada di akun masing-masing. Sedangkan untuk foto, sudah disiapkan fasilitas export foto ke Flickr atau Multiply.
Saya termasuk terlambat mendaftarkan diri di jejaring sosial yang satu ini. Friendster sudah dilaunching sejak 2002, sedangkan saya baru punya akun di sana pada 2004. Sedih juga sepertinya kalau Friendster gulung tikar, secara banyak sekali memori di dalamnya, yang buruk maupun yang baik. Tapi apa boleh buat, mungkin memang masa lalu itu bukan untuk disimpan dan diingat-ingat, cukup dikenang saja. Apa bedanya diingat-ingat dan dikenang?
*berpikir sejenak*
Diingat-ingat itu berarti: setiap saat kita selalu memikirkannya, bahkan nggak jarang kita kembali membuka-buka lembaran-lembaran lama itu, postingan-postingan, testimonial, juga foto-foto lama. Sedangkan kalau dikenang itu: hanya pada saat-saat tertentu saja kita mengingatnya, hanya di kepala, tanpa membuka kembali lembaran yang lalu itu. Demikian kira-kira bedanya.
Begitu banyak orang berlomba-lomba membuat akun di Facebook, bahkan nggak jarang satu orang mempunyai beberapa akun di sana. Yang sudah punya Friendster pelan-pelan mulai meninggalkannya, bahkan nggak sedikit dari mereka -jemaat Facebook- yang nggak kenal apa itu Friendster. Kasian, kasian, kasian. Padahal Friendster adalah pelopor jejaring sosial sebelum ada Hi5, Yuwie, MySpace, Facebook, Plurk, Twitter, dan bla bla blar!
*sigh*
Sebaiknya, saya relakan saja segala yang ada di dalam akun Friednster saya itu hilang. Saya nggak akan mengunduh semua testimonial, pesan-pesan, blog, maupun foto-foto yang ada di dalamnya. Sama seperti saya menenggelamkan blog saya yang lama, yang terlalu banyak menyimpan kenangan itu. Biarkan saja mereka semua hilang.
Saya termasuk terlambat mendaftarkan diri di jejaring sosial yang satu ini. Friendster sudah dilaunching sejak 2002, sedangkan saya baru punya akun di sana pada 2004. Sedih juga sepertinya kalau Friendster gulung tikar, secara banyak sekali memori di dalamnya, yang buruk maupun yang baik. Tapi apa boleh buat, mungkin memang masa lalu itu bukan untuk disimpan dan diingat-ingat, cukup dikenang saja. Apa bedanya diingat-ingat dan dikenang?
*berpikir sejenak*
Diingat-ingat itu berarti: setiap saat kita selalu memikirkannya, bahkan nggak jarang kita kembali membuka-buka lembaran-lembaran lama itu, postingan-postingan, testimonial, juga foto-foto lama. Sedangkan kalau dikenang itu: hanya pada saat-saat tertentu saja kita mengingatnya, hanya di kepala, tanpa membuka kembali lembaran yang lalu itu. Demikian kira-kira bedanya.
Begitu banyak orang berlomba-lomba membuat akun di Facebook, bahkan nggak jarang satu orang mempunyai beberapa akun di sana. Yang sudah punya Friendster pelan-pelan mulai meninggalkannya, bahkan nggak sedikit dari mereka -jemaat Facebook- yang nggak kenal apa itu Friendster. Kasian, kasian, kasian. Padahal Friendster adalah pelopor jejaring sosial sebelum ada Hi5, Yuwie, MySpace, Facebook, Plurk, Twitter, dan bla bla blar!
*sigh*
Sebaiknya, saya relakan saja segala yang ada di dalam akun Friednster saya itu hilang. Saya nggak akan mengunduh semua testimonial, pesan-pesan, blog, maupun foto-foto yang ada di dalamnya. Sama seperti saya menenggelamkan blog saya yang lama, yang terlalu banyak menyimpan kenangan itu. Biarkan saja mereka semua hilang.
Komentar